kali ini aku mau cerita tentang kampung halamanku tepatnya di desa cisaranten, kecamatan cikadu, kabupaten cianjur.
mungkin jarang skali ya orang yang tau kampungku tercinta itu secara letaknya jauh sekali dari perkotaan tapi meskipun begitu penduduk nya lumayan banyak yang mana mayoritas pekerjaan mereka itu petani semua termasuk keluargaku ada pun selain tani banyak juga yang merantau ke negri orang jadi TKW/TKI karna sepengetahuanku bagi orang-orang yang gak punya ladang dan gak bisa bertani sangat sulit hidup di cisaranten, tapi meskipun begitu suasana dan alam di sana sangat asri dan alami dengan di kelilingi pegunungan, sawah-sawah dan udara yang masih bersih dari polusi kendara membuat nyaman tinggal di sana itupun bagi orang-orang yang tidak suka keramaian kota sih tapi di balik keindahan alam dan keharmonisan masyarakat di sana terselip kepiluan dengan minimnya fasilitas-fasilitas yang ada contohnya listrik, jalan, sekolahan dan puskesmas, sekarng jaman yang sudah moderenisasi seperti ini pun di sana listrik masih menggunakan tenaga air yang masyarakat di sana suka menyebutnya dengan (kincir) itupun sebagian orang saja dan sebagian yang tidak memiliki kincir mereka masih menggunakan cempor/obor yang terbuat dari kaleng bekas.
terus puskesmas di sana satu desa hanya ada satu puskesmas saja dengan 2petugas bidan dimana mereka tidak selamanya bisa hadir dan akhirnya dengan keterbatasan itu ketika ada yang sakit masyarakat lari ke dukun makanya dukun-dukun disana masih tetep eksis.
lalu sekolahan, sekolahan di sana satu desa hanya ada beberapa saja itu pun hanya ada SD dan SMP dan belajarnyapun giliran dengan bangunan yang sama, dengan jarak tempuh 1kiloMeter bisa kebayang kan tiap hari mereka jalan kaki sejauh itu untuk datang ke sekolah wah pokoknya cape banget deh karna aku ngalamin sendiri dulu waktu sekolah di Sdn girimekar.
dan untuk jalan umum mungkin di daerah-daerah lain jalan umum sudah bisa di nikmati rakyat dengan aspalnya tapi tidak untuk di cisaranten di sana masih pake batu-batu terjal dan tanah, sama skali belum ada aspal
nah ini dia jalan sumul dari bandung menuju kampungku. jalannya sangat becek dan terjal sebagian tanah dan sebagian nya lagi batu gak kebayang kan jika musim hujan tidak hujanpun sulit sekali jika di tempuh pake mobil kecil seperti avanza dsb. bukan hanya itu tapi pinggil-pinggir jalan juga sangat curam daaan yang sangat miris tak ada lagi akses jalan yang bisa di tempuh selain itu ada juga lebih parah dari itu. lalu sampai kapan kampungku ini terisolir dan terabaikan seperti itu dan kenapa pula belum juga di tangani oleh pemerintah padahal mereka juga berhak menikmati fasilitas-fasilitas yang daerah lain miliki, apalagi di sana banyak sekali veteran-veteran yang dulu ikut berjuang merebut kemerdekaan negri ini yang kehidupan nya masih sangat jauh sekali dari kata layak, negri boleh merdeka di tangan mereka tapi kemiskinan masih saja membelenggu kehidupan para pejuang itu, mereka masih harus berjuang untuk bertahan hidup mencari sesuap nasi, meski tubuh undah rentan tapi mereka masih bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarga.
lalu siapa yang sudah menikmati kemerdekaan ini? apakah hanya mereka-mereka yang sama sekali tidak merasakan perjuangan melawan penjajah?? ntah lah...
mungkin jarang skali ya orang yang tau kampungku tercinta itu secara letaknya jauh sekali dari perkotaan tapi meskipun begitu penduduk nya lumayan banyak yang mana mayoritas pekerjaan mereka itu petani semua termasuk keluargaku ada pun selain tani banyak juga yang merantau ke negri orang jadi TKW/TKI karna sepengetahuanku bagi orang-orang yang gak punya ladang dan gak bisa bertani sangat sulit hidup di cisaranten, tapi meskipun begitu suasana dan alam di sana sangat asri dan alami dengan di kelilingi pegunungan, sawah-sawah dan udara yang masih bersih dari polusi kendara membuat nyaman tinggal di sana itupun bagi orang-orang yang tidak suka keramaian kota sih tapi di balik keindahan alam dan keharmonisan masyarakat di sana terselip kepiluan dengan minimnya fasilitas-fasilitas yang ada contohnya listrik, jalan, sekolahan dan puskesmas, sekarng jaman yang sudah moderenisasi seperti ini pun di sana listrik masih menggunakan tenaga air yang masyarakat di sana suka menyebutnya dengan (kincir) itupun sebagian orang saja dan sebagian yang tidak memiliki kincir mereka masih menggunakan cempor/obor yang terbuat dari kaleng bekas.
terus puskesmas di sana satu desa hanya ada satu puskesmas saja dengan 2petugas bidan dimana mereka tidak selamanya bisa hadir dan akhirnya dengan keterbatasan itu ketika ada yang sakit masyarakat lari ke dukun makanya dukun-dukun disana masih tetep eksis.
lalu sekolahan, sekolahan di sana satu desa hanya ada beberapa saja itu pun hanya ada SD dan SMP dan belajarnyapun giliran dengan bangunan yang sama, dengan jarak tempuh 1kiloMeter bisa kebayang kan tiap hari mereka jalan kaki sejauh itu untuk datang ke sekolah wah pokoknya cape banget deh karna aku ngalamin sendiri dulu waktu sekolah di Sdn girimekar.
dan untuk jalan umum mungkin di daerah-daerah lain jalan umum sudah bisa di nikmati rakyat dengan aspalnya tapi tidak untuk di cisaranten di sana masih pake batu-batu terjal dan tanah, sama skali belum ada aspal
kereeeen ka :D
BalasHapushebat... jangan berhenti menulis hal yang serupa..
BalasHapussebenernya ada banya media untuk menuangkan isi cerita tersebut; semisal website desa (namadomain.desa.id) dan media sosial ( info : @desacikadu )
Itu sekolah ku dulu...., kapan sy bisa kesana ya....
BalasHapusAda alumni sd giri mekar angkatan 93/94 g ya?...
BalasHapusAda alumni sd giri mekar angkatan 93/94 g ya?...
BalasHapus